Anak dengan Cerebral Palsy Ditelantarkan Ibu, Terpaksa Ditinggal dalam Keadaan Memprihatinkan

Anak dengan Cerebral Palsy Ditelantarkan Ibu, Terpaksa Ditinggal dalam Keadaan Memprihatinkan
Jakarta, 6 Oktober 2025 – Sebuah kasus tragis terjadi di sebuah desa di kawasan Jakarta Selatan, di mana seorang anak berusia 8 tahun yang menderita cerebral palsy ditemukan dalam kondisi memprihatinkan setelah ditelantarkan oleh ibunya.
Anak malang tersebut, yang diketahui berinisial R, ditemukan oleh seorang tetangga dalam keadaan terbaring di tempat tidurnya dengan kondisi yang sangat memprihatinkan. Tubuhnya kurus kering, dan bagian wajah serta tubuhnya terlihat cacat akibat kelumpuhan yang ditimbulkan oleh cerebral palsy, sebuah gangguan motorik yang mempengaruhi gerakan tubuh dan koordinasi otot.
Menurut keterangan dari polisi yang menangani kasus ini, ibu R yang berinisial N diduga meninggalkan anaknya tanpa memberikan perawatan yang cukup dalam waktu yang lama. Kejadian ini bermula ketika ibu R, yang diketahui bekerja sebagai buruh pabrik, semakin jarang pulang ke rumah. Setelah melaporkan kasus ini, polisi menyatakan bahwa ibu R sudah hampir dua bulan tidak pulang dan tidak memberi kabar kepada keluarganya.
Salah satu tetangga, yang merasa khawatir karena tidak melihat R keluar rumah selama beberapa waktu, memutuskan untuk memeriksanya. Ia terkejut ketika menemukan R dalam keadaan lemah, sangat kurus, dan tidak bisa bergerak atau berbicara. “R hanya bisa tergeletak di tempat tidur. Tidak ada makanan di sekitar rumah dan tidak ada yang bisa merawatnya,” ungkap tetangga tersebut dengan suara gemetar.
Sang ibu, yang akhirnya berhasil ditemukan dan diinterogasi oleh polisi, mengaku tidak mampu lagi merawat anaknya karena kesulitan ekonomi dan tekanan hidup. Ia menjelaskan bahwa selama beberapa bulan terakhir, ia merasa kesulitan untuk bekerja dan memenuhi kebutuhan keluarga, hingga akhirnya memilih untuk meninggalkan anaknya tanpa perawatan. “Saya bingung harus bagaimana, saya juga tidak tahu harus mencari siapa untuk membantu anak saya,” ujar N dengan suara pelan.
Menurut psikolog yang menangani kasus ini, tindakan penelantaran terhadap anak dengan kebutuhan khusus seperti cerebral palsy sangat berdampak buruk, baik secara fisik maupun emosional. "Cerebral palsy membutuhkan perhatian dan perawatan khusus, dan anak seperti R tidak bisa dibiarkan sendirian dalam kondisi yang sangat memprihatinkan," ujar psikolog tersebut.
R saat ini sedang mendapatkan perawatan di rumah sakit terdekat. Pihak rumah sakit dan layanan sosial berjanji untuk memberikan bantuan yang diperlukan untuk memastikan kesejahteraan dan pemulihan anak tersebut.
Kejadian ini juga membuka mata banyak pihak akan pentingnya kesadaran masyarakat terhadap hak-hak anak, terutama mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Kementerian Sosial Indonesia mengimbau masyarakat untuk lebih peduli terhadap sesama dan melaporkan kejadian serupa yang bisa berakibat fatal bagi perkembangan anak-anak.
Hingga saat ini, polisi masih menyelidiki lebih lanjut kasus ini dan mempertimbangkan tindakan hukum terhadap ibu R karena kelalaian yang berujung pada penelantaran anak.