Terror Bom di Dua Sekolah Elite Tangsel, Pelaku Minta Tebusan dengan Coin Kripto

Terror Bom di Dua Sekolah Elite Tangsel, Pelaku Minta Tebusan dengan Coin Kripto
Tangsel, 8 Oktober 2025 – Kejadian mengejutkan terjadi di dua sekolah elite di wilayah Tangerang Selatan (Tangsel) pada hari ini. Dua sekolah yang dikenal dengan fasilitas mewah dan kualitas pendidikan tinggi, menjadi sasaran ancaman bom yang meresahkan para siswa, orang tua, dan staf pengajar.
Menurut keterangan dari pihak kepolisian, ancaman bom tersebut pertama kali diterima melalui surat elektronik yang dikirimkan ke manajemen kedua sekolah sekitar pukul 07.00 pagi. Dalam surat tersebut, pelaku menuntut tebusan dalam bentuk mata uang kripto dengan jumlah yang belum diungkapkan. Pelaku juga mengancam untuk meledakkan bom jika permintaan tersebut tidak dipenuhi dalam waktu 24 jam.
Pihak berwenang langsung mengambil langkah cepat dengan mengamankan area sekitar kedua sekolah tersebut. Satuan Gegana dan Tim Penjinak Bom (JIBOM) dikerahkan untuk memeriksa kemungkinan adanya bahan peledak. Sementara itu, para siswa dan staf di kedua sekolah tersebut dievakuasi untuk memastikan keselamatan mereka.
Kapolres Tangerang Selatan, AKBP Rahmat Hidayat, mengatakan dalam konferensi pers bahwa pihaknya sedang melakukan penyelidikan intensif untuk mengidentifikasi pelaku. "Kami sangat serius dalam menangani kasus ini. Kami bekerja sama dengan tim cyber untuk melacak asal usul email ancaman dan jejak digital yang mungkin tertinggal," ujarnya.
Hingga saat ini, hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kedua sekolah tersebut tidak ditemukan bahan peledak. Meski demikian, ancaman ini telah menimbulkan ketegangan di kalangan masyarakat setempat. Banyak orang tua yang khawatir dengan keselamatan anak-anak mereka yang tengah menjalani kegiatan belajar di dalam sekolah.
Seorang orang tua siswa, Dian (40), mengungkapkan kekhawatirannya. "Ini benar-benar mengerikan. Saya harus menjemput anak saya lebih awal hari ini, karena saya tidak bisa membiarkan dia berada di tempat yang terancam bahaya," katanya.
Sementara itu, banyak pihak yang mempertanyakan motif pelaku yang meminta tebusan dalam bentuk mata uang kripto. Beberapa ahli keamanan siber mencurigai bahwa tindakan ini bisa jadi merupakan upaya oleh kelompok tertentu untuk meraih keuntungan finansial dengan cara yang tidak konvensional.
Pihak kepolisian terus berkoordinasi dengan otoritas terkait untuk menanggulangi ancaman tersebut dan memastikan bahwa kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. Polisi juga mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi dengan informasi yang belum dapat dipastikan kebenarannya.
Kejadian ini menambah daftar panjang ancaman terorisme yang menggunakan teknologi digital, mengingat kripto telah menjadi salah satu alat pembayaran yang sering digunakan oleh para pelaku kriminal.
Pihak berwenang mengingatkan agar setiap ancaman terorisme segera dilaporkan untuk menghindari potensi ancaman lebih lanjut. Saat ini, penyelidikan terus berlangsung dengan harapan segera mengungkap siapa yang bertanggung jawab atas ancaman ini.